Geocamp Day 4: Mapping Geologi Karangsambung (Lintasan 5. Watutumpang. The Best Day)

Udah hari ke-4 aja nih. Gak kerasa. Sebenernya dari kemarin ingin pulang hehehe. Tapi tapi… ternyata mulai hari ini hingga hari-hari ke depan bikin rasa ingin pulang ke rumah itu berubah 180 derajat. Wuihhh kenangan banget di Karsam (y).

Untuk Mapping Geologi ini kita dibekali satu buah kompas Geologi, satu buah GPS Garmin, peta Topografi wilayah Karangsambung dengan skala 1:20.000 dan peta Geologi Karangsambung. Tujuan dari mapping geologi ini adalah untuk mendapatkan peta geologi dari lintasan yang telah ditentukan dan juga mengetahui batas-batas formasi serta litologinya.

20160420_111753.jpg
Peta Topografi Karangsambung

Pertama-tama kami membuat sketsa lintasan yang akan kami lalui. Melalui interpolasi peta dan meregister pada Mapinfo.

Setelah perlengkapan siap, kami bergerak menuju titik pertama yaitu di Sungai Watutumpang ke arah Utara.

Titik 1. Sungai Watutumpang.

Didapat singkapan batu lempung, pasir serta patahan turun.

Titik 2. Singkapan Batuan Diabas

Nah… dari sinilah mulai terasa “Geologist” nya walaupun kita bukan seorang geologist. Dari patahan air terjun tadi kami balik arah kemudian menuju ke pinggiran sungai dan terus naik ke bukit. Perjuangannya bener-bener manteppp. Di kelompok kami ada 9 orang (2 perempuan dan 7 laki-laki) yaa jadi gak terlalu jadi beban lah, perempuan gak terlalu banyak merepotkan 😀

Kami mengambil trek ke atas dengan memotong kontur, melalui daerah-daerah kebun yang sepertinya kurang terurus. Dan kami yakin setelah sampai atas kami akan menemukan batuan diabas. Kami mengikuti jalur lintasan yang telah asisten berikan. Namun kendalanya kami agak kesulitan menemukan jalur yang teppat untuk dilalui sehingga kami memutuskan untuk memotong kontur, lagipula di pertengahan kami menemukan singkapan batupasir dan batuan diabas. Di titik ini kami plot koordinatnya yang kemudian akan digunakan sebagai tambahan informasi dalam pembuatan peta geologi.

20160419_090231
ini batuan yang diperkirakan batuan diabas (atau malah pasir?)

Dari singkapan batu pasir tersebut kami terus memotong kontur. Dan ini bener-bener ekstrim. Udah mulai kerasa serangan nyamuk-nyamuk gunung. Tapi kami terus mengikuti arah plotting lintasan di GPS yang kami pegang. Di puncak kami menemukan pemukiman warga, dan terus berjalan ke arah selatan. Yang bikin saya terharu itu… kesolidan kelompok kami, dimana saat-saat capek seperti ini pun kami masih bisa ketawa-ketiwi ngakak dan gak emosi. Dan juga (nggak tau berkat mabim atau apa) tapi anak-anak cowoknya bener-bener ngejagain kami yang perempuan. Mereka gak bisa ngeliat kami di belakang sendiri. Asiik memang bener kompak….!

Dan… inilah view pertama yang kita temui setelah keluar dari pemukiman warga.

20160419_092811.jpg
Mulai lelah

Dari situ kita mengeluarkan peta topografi dan mengecek posisi kita berdasarkan koordinat yang dimark di GPS. Ternyata posisi kita benar bahwa titik yang diinginkan oleh asisten berada di tempat kita berhenti saat itu. Kami yang mulanya lelah dan sempat cekcok sedikit mengenai arah selanjutnya yang akan kita ambil akhirnya menemukan satu pencerahan dan kami langsung bergerak ke bawah, ke arah selatan menuju titik selanjutnya yang diperkirakan merupakan intrusi diabas. Walaupun kami sempat mengalami cekcok sedikit (dan saya sempat badmood karena suatu hal ditambah ingin pulang sejak kemarin), tapi akhirnya kami bisa ketawa ketiwi lagi berkat anak-anak kelompok 1 yang kocak parah. Emang ya dari dulu gak berubah kelompok 1 ini, dari jaman praktikum Fisdas sampe praktikum GF 2 yang sempat terpisah (namun disatukan lagi di kelompok karsam, hanya saja kurang giani dan syifa). Sekarang, ada anggota baru di team kami yaitu Alim dan Teguh yang membawa suasana baru di kelompok ini. #ceilaah. Makin klop pokonyah…!

Titik 3. Intrusi Diabas

Dan saat itu terbentuklah celetukan baru dari anak-anak, terutama si M yang sering mengulang kata-kata “granit” dan sumpah itu bikin ketawa ngakak parah (menghibur hati yang galau selama di karsam). Soalnya nada dia ngomong gitu tuh mirip siapa gitu :D. Dan bukan si M aja yang bikin ngakak, semuanya pun begitu termasuk Andre, Bacul, Yanti, Fatah, Alif, Alim dan Teguh.

Dan inilaah kita menemukan intrusi diabas paling atas.

20160419_095815.jpg
ini kakak kedua kami a.k.a Andre

Titik 4. Lok Ulo.

Selepas itu kami turun terus ke arah selatan dan berbelok ke sungai Lok Ulo untuk mencari batu skiss. Dan dari sini muncul celetukan baru lagi. Haha emang bener-bener semuanya dibuat ketawa sama kelompok 1 mah.

Setelah memastikan bahwa lintasan yang kami tuju itu benar di Lok Ulo dan beristirahat sejenak di sebuah saung pinggir sungai, kami melintasi jembatan dan berhenti di sebuah warung yang keliatannya menyediakan minuman segar di terik matahari yang panas bats..

Kami memesan es teh manis dan mendoan yang mantap banget, bikin ketagihan. Ngebuat anak-anak pengen kesana lagi haha. Kami juga sempat pap foto ke grup angkatan dan besok-besoknya mereka pergi ke mendoan itu lagi. Nah, selepas mendoan kami turun menyusuri sungai dan menemukan singkapan batuan skiss. Disini juga sempet-sempetnya becanda nyari banyak batu akik katanya, biar dapet 10 juta haha.

Kami mulai kelelahan dan ingin rasanya berhenti saja. Tapi mengingat tugas kami untuk mapping di lintasan 5 dan juga tidak boleh pulang sebelum jam 2 siang, katanya. Maka kami melanjutkan perjalanan selepas adzan dzuhur dan berhenti di mesjid dekat kampus LIPI untuk sholat dan beristirahat. Dan disana kami bertemu pak Sartono. Yeayy. Namun bapak nampaknya harus membimbing kelompok lain.

Beres istirahat kami lanjut ke arah selatan, ke daerah batuan konglomerat seperti hari ke-2 studi geologi dan disana kami menelusuri sawah, naik ke atas dan keluar di daerah dekat pasar, kemudian menelusuri sungai. Dan yang tadinya saya badmood banget karena suatu hal, terhibur kembali gara-gara pada ngelemparin batu di sungai dan sukses terkena cipratan air itu -_-. Tapi entah mengapa dari situ bisa tersenyum lagi. Ya, berkat kegilaan mereka-mereka itu haha. Kami terus menelusuri sungai itu dan menemukan sebuah singkapan batupasir dan diperkirakan disana telah terjadi patahan.

Dan kami keluar lewat belakang kampus LIPI. Kereennn tim kuu. Hebat bisa nemuin jalan sampe kampus lagi. Soalnya aku sendiri kurang yakin bisa secepat ini nemuin jalan kalau sendiri meskipun pake GPS. Liat trek nya aja tajemm bener.

 

Pesan moral: kami mulai berpikir secara geologist (walaupun masih dasar banget). Seperti ngukur strike, dip dan kemudian kami bisa menyimpulkan perkiraan arah lapisan batuannya, dulunya seperti apa, batuan apa saja yang kami temukan, dan juga sense menemukan titik yang dituju berdasarkan koordinat yang diplot di GPS.

Pelajaran moral kedua yaitu, bersama dengan orang-orang hebat dan tau banyak hal di lapangan gak cukup. Tapi juga orang-orang yang solid, menjaga satu sama lain dan yang terpenting…. Bisa bikin ketawa ngakak sampe keluar air mata. Aku kayaknya gak jadi mau pulang. Mau tetep di karsam aja kalau karsam bisa menghibur hati yang lara #eaaa. I love karsam, geofisika dan kelompok 1 dah…. !

 


Leave a comment